#KevStory : Behind The Scene Menjadi Mahasiswa Baru di IPB (Part I)


Untuk bisa kuliah di sini bukan hal yang mudah untuk diceritakan. Banyak cerita di balik layar agar bisa melanjutkan pendidikan di institut pertanian terbaik di Indonesia. Perjuangan, pengorbanan, keraguan, optimis, pesimis, dan lain-lainnya menjadi bagian yang selalu menghiasi perjuangan selama ini.

Cerita ini dimulai dari awal kenaikan kelas 12. Sebenarnya belum ada niat yang mantap dari hati untuk mau melanjutkan pendidikan ke kampus pertanian. Tidak ada ketertarikan tentang pertanian. Seperti orang awam pada umumnya, memandang sebelah mata akan persoalan pertanian. Begitu juga aku melihat kampus ini. Seperti orang awam memandang soal pertanian. Padahal pertanian ini soal yang sangat penting untuk diperhatikan. Skip, aku bukan mau ke jurusan pertanian.

Melihat sang kakak senior yang menjadi kakak asuhku di SMA, dia melanjutkan pendidikannya di IPB, entah mengapa aku juga ingin melanjutkan pendidikan di IPB. Ya, karena kakak asuh. Padahal dia tidak mengajak, apalagi menghasut, tetapi pikiran dan hati mulai tertuju ke kampus ini.

Sejak saat itu jadi tergila-gila dengan kampus ini, tapi nggak tahu mau ambil jurusan apa. Awalnya juga ikut-ikutan jurusannya dengan seniorku, Teknik Mesin dan Biosistem. Nggak tahu alasannya apa, cuman karena ikut-ikutan aja. Bayangkan aja, sudah kelas 12 masih ikut-ikutan juga. Nggak bisa menentukan jalannya sendiri. Jangan ditiru yah wkwk.

Lumayan lama juga hati ini menancapkan pilihannya pada pilihan itu. Memiliki kemampuan akademik yang biasa saja dan masih belum tahu minat dan bakatnya ada dimana. Belum tau pasti alasan yang pasti mengapa memilih jurusan itu.

Kebimbangan hati terus saja menghantui. Diriku yang tergila-gila dengan kampus ini, tetapi tidak mau mengambil jurusan pertanian. Sesaat ada keinginan untuk memilih jurusan SKPM, tetapi karena sadar diri,  tidak jadi memilih jurusan itu. Kembali ke pilihan awal tadi, Teknik Mesin dan Biosistem.

Sekolahku memiliki beberapa program untuk membantu siswanya melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, salah satunya ialah Psikotes dan minat bakat. Ya, karena ini program sekolah, aku harus ikutan. Tes ini lumayan membantu kebimbangan hati akan pemilihan jurusan. Tesnya lumayan lama, dari jam 7.30 sampai 11.45 (kalau nggak salah). Hasilnya nggak langsung keluar, nunggu sekitar 2 minggu.

Setelah 2 minggu, keluarlah hasil tesnya. Kulihat dan konsultasi dengan guru BK. Hasilnya lumayan mengejutkan. Aku cocok di bidang teknik, tapi kemampuannya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah juga. Pas-pasan lah lebih tepatnya. Hasil tes juga menunjukkan kalau aku juga cocok di bidang psikologi, statistika, komunikasi, dan hukum. Banyak sih, tapi aku nggak ingat apa aja. Dengan hasil tes itu, hati semakin mantap untuk memilih teknik mesin dan biosistem.

Hari demi hari kujalani. Mengikuti kegiatan belajar disekolah. Aku semakin giat belajar matematika. Sejak saat itu, hatiku mulai bergeser ke jurusan Statistika. Cerita sana, cerita sini. Jurusan statistika itu bagus juga. Terus mencari info mengenai jurusan statistika di IPB dan ternyata jurusan statistika di IPB itu jurusan sangat bagus. Jurusan Statistika di IPB itu terbaik di Asia Tenggara. CMIIW. Mulai saat itu aku semakin suka belajar matematika dan pilihanku pun mulai berpindah ke Statistika IPB sebagai pilihan pertama ku.
.
.
To Be Continued

Nantikan Part II nya yah. Jangan bosan baca ceritanya. Wkwk

2 comments

My Instagram