#KevStory : Behind The Scenes Menjadi Mahasiswa Baru di IPB (Part III)
10/27/2017 11:02:00 PM
“Ma, rencananya mau
lanjut ke IPB milih jurusannya statistika.”
“Statistika ? Apa tuh
?”
Ya,
ibu aku nggak tahu statistika itu jurusan apa. Aku jelasin perlahan-lahan
kepada ibuku tentang jurusan ini. Selama menjelaskan jurusan itu aku nggak
mendapatkan sinyal-sinyal positif dari respon ibu aku. Ibu aku biasa saja
mendengarnya. Nggak merasa ‘wah’ dengan apa yang sudah aku ceritakan. Tidak
seperti mendengar jurusan lain. Terlihat dari responnya kalau ibu aku kurang
yakin dengan jurusan statistika. Tapi dia tetap mengizinkan aku memilih jurusan
itu. Tidak tahu aku apa yang ada di dalam hati ibu.
Ayah
dan Ibu sudah mengizinkan atas pilihan yang aku tetapkan. Tinggal pilihan kedua
dan ketiga yang belum ditetapkan. Pilihan yang aku tetapkan ini untuk mengikuti
SBMPTN. Kenapa bukan pilihan SNMPTN ? Nah, gini, persaingan di sekolah ku cukup
ketat. Bahkan diriku sendiri tidak pernah merasakan atmosfer di ranking 10
besar kelas. Ditambah lagi hasil belajarku semester 5. Aku mendapatkan
rata-rata nilai 90an. Tinggi memang. Dengan rata-rata segitu aku mendapatkan
ranking 3, ya ranking 3 dari bawah. Selama aku bersekolah dari SD, baru kali
ini aku merasakan atmosfer ranking bawah. Satu kelas beranggotakan 25 orang,
berarti aku berada di ranking 23.
Hari
demi hari terus berlalu. Pilihan kedua dan ketiga masih belum ditetapkan juga.
Hari semakin dekat dengan pendaftaran SNMPTN. Sudah pasti tidak masuk, tapi
entah kenapa aku masih ada rasa sedikit berharap agak bisa ikut SNMPTN.
Usaha
terus ditambah, yang wajib tetap dijaga, yang sunnah terus ditambah, yang haram
harus dihindar. Begitulah kiat-kiat dalam perjuangan untuk bisa kuliah di IPB.
Ikut try out, latihan soal, perdalam materi, dan banyak lagi. Ditambah lagi
ketika ada berita kalau nilai UN bukan penentu kelulusan, diri ini semakin
nggak peduli dengan materi UN. Hanya SBMPTN yang dikejar.
Hari
pendaftaran SNMPTN telah tiba. Singkat saja, aku nggak bisa daftar untuk
SNMPTN. Aku tidak bisa login di websitenya dan disitu tertulis pesan saat
mencoba login, “Anda tidak bisa mengikuti
SNMPTN 2017. Silahkan mengikuti SBMPTN 2017.” Sakit ? Nggak terlalu sih.
Sudah menyangka dari awal. Lagian selama aku belajar dari semester 1 hingga 5
tidak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Ya wajar saja tidak bisa ikut
SNMPTN 2017.
Sudah
ditolak sekali. Jangan sampai ditolak kedua kali. Selalu itu saja yang menjadi
bayang-bayang dalam pikiranku. Sudah ikut bimbel setahun, beli buku banyak,
belajarnya juga ekstra, tapi aku masih saja nggak yakin sama diri sendiri. Asal
mengerjakan try out tidak pernah mendapat hasil yang begitu memuaskan. Bahkan
untuk bisa tembus di pilihan pertama pun masih jauh dari kata mungkin. Hanya
bisa mengerjakan sedikit soal. Kalau seperti ini terus, bagaimana aku bisa
lulus SBMPTN ?
Hari
tetap berlanjut. Singkat cerita, pilihan kedua dan ketiga telah ditetapkan.
Teknik Fisika UGM menjadi pilihan kedua dan Teknik Mesin & Biosistem IPB
menjadi pilihan ketiga. Pilihan kedua itu karena saran dari ayahku dan aku juga
mengejar beasiswa dari sebuah perusahaan dengan catatan harus dapat jurusan
itu. Pilihan ketiga, nggak tahu alasannya apa.
Sampai
saat itu, aku masih belum menemukan strategi yang tepat untukku mengerjakan
soal SBMPTN. Karena masih sekolah, mungkin aku sedikit kurang fokus. Tapi
prioritasku tetap di SBMPTN. Aku terus mengulang pelajaran yang menurutku masih
tergolong mudah, karena aku takut lupa dengan materi yang mudah itu.
Saat
UN aku memilih pelajaran biologi. Kenapa memilih biologi ? Selama aku mengikuti
try out aku nggak pernah bisa menjawab soal biologi. Karena itu aku memutuskan
untuk memilih UN Biologi. Selain itu juga, dari 4 materi saintek, menurutku
biologi yang menjadi materi yang cukup ringan untuk dikuasai dibandingkan
fisika.
Sambil
belajar, ibadah tetap dijaga, mulai dari sholatnya, puasanya, bahkan pandangannya *eaa. Kalau
dilihat-lihat, sudah cukup lama aku belajar untuk persiapan SBMPTN. Sebelum
masuk kelas 12 saja aku sudah mulai mencoba mengulang pelajaran-pelajaran yang
menurut aku mudah untuk diulang. Aku tergolong orang yang ‘telat’ untuk paham
materi SMA. Disaat aku kelas 12 aku baru paham pelajaran yang aku pelajari di
kelas 10 dan 11. Jadi kelas 10 dan 11 nya ngapain ? Nggak tahu. Aku juga heran,
kenapa aku bisa telat mengerti pelajaran-pelajaran itu.
Hari
berlanjut. UN telah berlalu. Perpisahan sekolah juga semakin dekat. Perjuangan
di masa SMA sudah usai. Menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun di ‘Azkaban’,
dididik dengan cukup keras dan penuh perjuangan untuk bisa bertahan 3 tahun di
sana.
Hari
perpisahan tiba, orang tuaku datang ke acara perpisahan angkatan ku. Saat itu
juga ayah memberikan sedikit pencerahan dan saran. Ayah menyuruh aku untuk
memilih teknik sipil. Itu juga merupakan
saran dari paman dan bibi aku yang merupakan lulusan sarjana. Kebetulan sekali,
di IPB ada jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, dan baru-baru ini juga
jurusannya mendapat akreditasi A. Akhirnya aku mengubah pilihan ketiga ku
menjadi Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Masa
SMA sudah usai. Masuk ke masa Pra-SBMPTN. Sekitar 1 bulan jarak dari perpisahan
menuju tes SBMPTN. Diri ini semakin panik. Setelah perpisahan, ada try out dari
tempat aku bimbel, dan aku melewatkannya karena ada acara keluarga. Bimbelnya
setiap hari Senin-Jum’at. Hari Sabtu libur. Hari Minggunya try out.
Semenjak
satu kali aku meninggalkan try out, aku memilih untuk tidak akan meninggalkan
try out lagi. Ikut bimbel setiap hari, menumpang tinggal di rumah teman yang
kebetulan rumahnya itu kosong. Tidak hanya belajar untuk SBMPTN saja, tetapi
juga belajar masak. Ya, kami masak sendiri untuk makan sehari-hari kami.
Intensitas
belajar terus aku tingkatkan. Tidak cukup hanya dikelas bimbel saja aku
belajar, bahkan setelah dzuhur aku tetap memilih lanjut belajar hingga malam
hari. Untungnya saja guru bimbel mau menemani belajar. Perlahan-lahan aku mulai
menemui strategi-strategi saat akan mengerjakan soal SBMPTN.
Try
out kedua telah tiba. Ini menjadi try out perdana ku saat masa Pra-SBMPTN.
Deg-degan emang. Padahal hanya sekedar try out, tetapi try out ini menjadi
gambaran saat SBMPTN nanti. Dengan ilmu yang sudah diasah, aku coba mengerjakan
soal-soal try out tersebut. Try out dimulai dari pagi jam 7.30 selesai hingga
12.00. Hasil nya tidak langsung keluar. Jadi harus belajar dulu sekitar berapa
hari, baru muncul hasil try outnya.
Setelah
try out selesai, lanjut esoknya untuk pembahasan soal try out dan pembahasan
materi yang lebih dalam. Saat pembahasan soal try out, tidak kusangka, ternyata
terjadi peningkatan dari try out yang aku ikuti ketika masa SMA. Hasil try out
keluar, dan hasilnya aku lulus di pilihan pertama, Statistika IPB. Ya, walaupun
hanya sekedar try out, entah mengapa aku merasa senang akan hasil try out ini.
Dari sekian kali ikut try out, baru kali ini lulus di pilihan pertama.
Itu
hanya sekedar try out. Jangan berleha-leha dulu. Perjuangan masih panjang.
Masih ada sekitar 3 minggu lagi menuju SBMPTN. Seperti biasa, intensitas
belajar tetap ku pertahankan. Ibadah wajib tetap dijaga, ibadah sunnahnya terus
ditambah. Tetap belajar setelah kelas bimbel sampai malam hari. Tak cukup hanya
belajar, terkadang aku juga memilih untuk berbagi akan kemampuan yang aku
miliki di kelas.
Try
out ketiga tiba. Seperti biasa, aku mengikuti try outnya dan berharap kalau
hasil try out kali ini ada peningkatan. Soal try out kali ini kalau
dilihat-lihat tingkat kesulitannya bertambah. Ya, harus ditingkatkan juga
levelnya, agar terbiasa waktu SBMPTN nanti. Singkat cerita, hasil try out
ketiga keluar. Aku masih lolos di piihan pertama. Dan nilai try outku juga mengalami peningkatan. Hal ini membuat
aku semakin yakin menghadapi SBMPTN nantinya.
Buku
modul bimbel terus kubahas. Buku-buku yang aku beli pun tetap aku bahas juga.
Pagi, siang, malam, tetap membahas soal. Baru kali ini aku belajar serajin ini.
Sebelumnya nggak pernah. Ya, karena perjuangan untuk bisa melanjutkan
pendidikan ke PTN itu nggak mudah.
Saat
pendaftaran SBMPTN sudah tiba. Aku semakin deg-degan. Padahal hanya sekedar
mendaftar, tetapi kenapa aku merasa deg-degan. Ketika mengklik jurusan,
tanganku gemetaran. Perlahan-lahan aku ikuti langkah pendaftarannya dan
akhirnya aku terdaftar sebagai peserta SBMPTN 2017. Pilihan pertama Statistika
IPB, pilihan kedua Teknik Fisika UGM, dan pilihan ketiga Teknik Sipil dan
Lingkungan IPB.
Try
out keempat tiba dan ini merupakan try out terakhir sebelum SBMPTN. Soal try
out kali ini lebih diturunkan levelnya. Kalau dipikir-pikir ini berguna untuk
meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk menghadapi SBMPTN nantinya. Singkat
cerita, hasilnya keluar. Nilai ku naik drastis dan aku tetap lolos di pilihan
pertama, Statistika IPB.
Bimbel
tetap berlanjut. Materi tetap dibahas. Mentalpun juga diasah agar tidak terlalu
takut untuk menghadapi SBMPTN nantinya. Ketika H-1 SBMPTN kami dilarang untuk
belajar. Nikmati hari tersebut dengan santai. Jangan terlalu dibawa pusing,
karena nanti bisa berdampak ke SBMPTN nantinya.
Hari
SBMPTN telah tiba. Tes dimulai pukul 7.30. CMIIW. Tetapi, aku dan temanku
memilih untuk berangkat jam 6.00 dengan alasan takut macet dan ramai serta
telat. Kamipun berangkat dengan jalan kaki karena tempat tes tidak terlalu jauh
dari rumah. Ngapain takut macet coba ? Haha. Skip.
Sesampai
diruangan tes, tidak aku saja yang merasakan atmosfer yang cukup tegang, tetapi
dari peserta lain juga, terlihat dari ekspresi mukanya. Waktu tes tiba, lembar
soal mulai dibagikan. Untuk sesi pertama yaitu tes soal TKD Saintek. Ya, aku
mengerjakan soalnya seperti aku mengerjakan try out di bimbel. Tidak usah
terlalu takut, justru karena takut itu yang membuat kita nggak bisa mengerjakan
soal.
Sesi
pertama selesai. Hasilnya, cukup banyak soal yang bisa aku jawab, tapi tidak
tahu kebenarannya. Setelah sesi pertama selesai, ada istrirahat sekitar 30
menit. Aku memilih untuk menenangkan diri agar lebih siap untuk menghadapi sesi
kedua.
Tiga
puluh menit telah berlalu. Waktunya sesi kedua dimulai. Pada sesi kedua ini
tesnya ialah tes TKPA. Lembar soal dibagikan. Aku terapkan strategi yang telah
aku rancang saat aku bimbel. Ya, cukup lancar. Lumayan banyak juga soal yang
berhasil aku jawab. Tapi sekali lagi, aku nggak tahu kebenaran jawabanku.
Akhirnya,
SBMPTN sudah selesai. Sedikit lega memang. Tapi rasa deg-degan tetap saja
muncul, karena pengumuman. Cukup optimis dengan hasil jawaban SBMPTN kali ini.
Aku merasa yakin untuk bisa lulus di pilihan pertama.
Saatnya
berserah diri. Aku sudah melakukan yang terbaik. Aku telah berusaha sejauh ini.
Hasilnya tetap Dia yang menentukan. Ibadah tetap dijaga, doa terus dipanjatkan,
semoga bisa lulus di pilihan pertama.
Ada
sekitar dua kali aku bermimpi lulus SBMPTN. Mimpi yang pertama menyatakan aku
lulus di pilihan pertama, Statistika IPB. Mimpi yang kedua menyatakan aku lulus
di pilihan kedua, Teknik Fisika UGM.
Singkat
cerita, hari pengumuman tiba. Hasil dapat diakses pada pukul 14.00. Sudah pasti
tidak hanya aku saja yang merasakan deg-degan. Semakin dekat waktu, hingga
pukul 14.00. Perasaan semakin deg-degan. Tangan pun ikut gemetaran. Sampai
waktunya tiba, 14.00. Masih seperti tadi juga. Coba cek diwebsite. Setelah di cek,
ternyata aku lulus di pilihan ketiga, Teknik Sipil dan Lingkungan IPB. Ya,
perasaan ku bercampur aduk saat itu. Disatu sisi aku merasa senang karena bisa
kuliah di IPB, tapi sayang hati ini lebih memilih ke jurusan statistika. Tapi
sudah itu ketetapan-Nya. Setelah sekian kali try out lulus di pilihan pertama,
ternyata waktu SBMPTN lulus di pilihan ketiga.
Sampai
saat ini, aku masih ingin bisa kuliah di jurusan Statistika IPB. Tapi aku
kurang yakin jika mengatakannya kepada kedua orang tuaku. Mereka sudah senang
melihat jurusan yang aku dapatkan sekarang. Aku diberi kesempatan untuk
mengkuti SBMPTN lagi tahun depan. Apakah aku akan ikut ? Belum bisa dijawab
sekarang.
Begitulah
ceritanya aku bisa kuliah di IPB. Begitulah perjuangan untuk bisa kuliah di sini.
Aku nggak tahu tahun depan akan pindah jurusan atau tidak, atau mungkin pindah
universitas ? Entahlah, biarkan waktu yang menjawab.
Terima
kasih sudah membaca cerita ini dari awal hingga akhir. Semoga bisa menghibur
dan menginspirasi.
Kevin
Ardivan
Mahasiswa
Baru IPB
11 comments
Waaah Keren banget kak Ceritanyaaa, Btw Kalau boleh tau strategi menjawab TKPA-nya gimana ya kak?
BalasHapusTrus Buat Belajar Bahasa Indonesia dan Inggris yang baik itu gimana ya kak?
Strategi TKPA ? Kalau aku lebih milih buat ngerjain soal bahasa dulu, karena kalau diawal-awal itu masih bisa fokus buat ngerjain soal bacaan. Trus lanjut ke TPA, baru ke MatDas. Cara belajar bahasa indonesia dan inggris yang baik ? Kalau diliat-liat sih, kalau bahasa indonesia itu lebih banyak ke soal penggunaan tanda baca, huruf kapital, menentukan kesimpulan, apa lagi yah ? wkwk aku lebih suka bahasa indonesia dibanding inggris. kalau buat bahasa inggris ya banyakin baca aja dah. ngerti teks nya apa, ngerti pertanyaannya apa. Coming Soon deh, tips dan trik SBMPTN wkwk. Ditunggu yah
HapusGitu ya kak, waktu SBM kemaren kira-kira kakak jawab TPA-nya berapa soal ya Kak? trus kalo Bahasa dulu, alokasi waktu buat ngerjain yang lainnya gimana kak, berapa menit buat TPA,Sama MATDAS dan lainnya kak?Wkwkwk, OKe kak, ditunggu ya kak..
Hapuswah keren banget kak kevin, ingin rasanya menjadi mahasiswa cerdas seperti kakak :")
BalasHapusAh, buat cerita juga dong wkwk
Hapuswah, rasanya dibalas admin itu membuat saya senang :"
Hapusgatau sih mau buat story apaan wkwk
HapusBuat aja dulu wkwk
HapusInspiratif sekali kak. Doakan dong bentar lg pengen belajar launching blog juga ni kak :)
BalasHapusSiap. Ditunggu kak wkwk
HapusWah inspiratif kak ceritanya. Semakin membuat aku semangat untuk lebih giat belajar lagi dan persiapkan semuanya. Terimakasih kak
BalasHapus