#KevStory : Behind The Scenes Menjadi Mahasiswa Baru di IPB (Part III)


“Ma, rencananya mau lanjut ke IPB milih jurusannya statistika.”

“Statistika ? Apa tuh ?”

Ya, ibu aku nggak tahu statistika itu jurusan apa. Aku jelasin perlahan-lahan kepada ibuku tentang jurusan ini. Selama menjelaskan jurusan itu aku nggak mendapatkan sinyal-sinyal positif dari respon ibu aku. Ibu aku biasa saja mendengarnya. Nggak merasa ‘wah’ dengan apa yang sudah aku ceritakan. Tidak seperti mendengar jurusan lain. Terlihat dari responnya kalau ibu aku kurang yakin dengan jurusan statistika. Tapi dia tetap mengizinkan aku memilih jurusan itu. Tidak tahu aku apa yang ada di dalam hati ibu.

Ayah dan Ibu sudah mengizinkan atas pilihan yang aku tetapkan. Tinggal pilihan kedua dan ketiga yang belum ditetapkan. Pilihan yang aku tetapkan ini untuk mengikuti SBMPTN. Kenapa bukan pilihan SNMPTN ? Nah, gini, persaingan di sekolah ku cukup ketat. Bahkan diriku sendiri tidak pernah merasakan atmosfer di ranking 10 besar kelas. Ditambah lagi hasil belajarku semester 5. Aku mendapatkan rata-rata nilai 90an. Tinggi memang. Dengan rata-rata segitu aku mendapatkan ranking 3, ya ranking 3 dari bawah. Selama aku bersekolah dari SD, baru kali ini aku merasakan atmosfer ranking bawah. Satu kelas beranggotakan 25 orang, berarti aku berada di ranking 23.

Hari demi hari terus berlalu. Pilihan kedua dan ketiga masih belum ditetapkan juga. Hari semakin dekat dengan pendaftaran SNMPTN. Sudah pasti tidak masuk, tapi entah kenapa aku masih ada rasa sedikit berharap agak bisa ikut SNMPTN.

Usaha terus ditambah, yang wajib tetap dijaga, yang sunnah terus ditambah, yang haram harus dihindar. Begitulah kiat-kiat dalam perjuangan untuk bisa kuliah di IPB. Ikut try out, latihan soal, perdalam materi, dan banyak lagi. Ditambah lagi ketika ada berita kalau nilai UN bukan penentu kelulusan, diri ini semakin nggak peduli dengan materi UN. Hanya SBMPTN yang dikejar.

Hari pendaftaran SNMPTN telah tiba. Singkat saja, aku nggak bisa daftar untuk SNMPTN. Aku tidak bisa login di websitenya dan disitu tertulis pesan saat mencoba login, “Anda tidak bisa mengikuti SNMPTN 2017. Silahkan mengikuti SBMPTN 2017.” Sakit ? Nggak terlalu sih. Sudah menyangka dari awal. Lagian selama aku belajar dari semester 1 hingga 5 tidak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Ya wajar saja tidak bisa ikut SNMPTN 2017.

Sudah ditolak sekali. Jangan sampai ditolak kedua kali. Selalu itu saja yang menjadi bayang-bayang dalam pikiranku. Sudah ikut bimbel setahun, beli buku banyak, belajarnya juga ekstra, tapi aku masih saja nggak yakin sama diri sendiri. Asal mengerjakan try out tidak pernah mendapat hasil yang begitu memuaskan. Bahkan untuk bisa tembus di pilihan pertama pun masih jauh dari kata mungkin. Hanya bisa mengerjakan sedikit soal. Kalau seperti ini terus, bagaimana aku bisa lulus SBMPTN ?

Hari tetap berlanjut. Singkat cerita, pilihan kedua dan ketiga telah ditetapkan. Teknik Fisika UGM menjadi pilihan kedua dan Teknik Mesin & Biosistem IPB menjadi pilihan ketiga. Pilihan kedua itu karena saran dari ayahku dan aku juga mengejar beasiswa dari sebuah perusahaan dengan catatan harus dapat jurusan itu. Pilihan ketiga, nggak tahu alasannya apa.

Sampai saat itu, aku masih belum menemukan strategi yang tepat untukku mengerjakan soal SBMPTN. Karena masih sekolah, mungkin aku sedikit kurang fokus. Tapi prioritasku tetap di SBMPTN. Aku terus mengulang pelajaran yang menurutku masih tergolong mudah, karena aku takut lupa dengan materi yang mudah itu.

Saat UN aku memilih pelajaran biologi. Kenapa memilih biologi ? Selama aku mengikuti try out aku nggak pernah bisa menjawab soal biologi. Karena itu aku memutuskan untuk memilih UN Biologi. Selain itu juga, dari 4 materi saintek, menurutku biologi yang menjadi materi yang cukup ringan untuk dikuasai dibandingkan fisika.

Sambil belajar, ibadah tetap dijaga, mulai dari sholatnya, puasanya,  bahkan pandangannya *eaa. Kalau dilihat-lihat, sudah cukup lama aku belajar untuk persiapan SBMPTN. Sebelum masuk kelas 12 saja aku sudah mulai mencoba mengulang pelajaran-pelajaran yang menurut aku mudah untuk diulang. Aku tergolong orang yang ‘telat’ untuk paham materi SMA. Disaat aku kelas 12 aku baru paham pelajaran yang aku pelajari di kelas 10 dan 11. Jadi kelas 10 dan 11 nya ngapain ? Nggak tahu. Aku juga heran, kenapa aku bisa telat mengerti pelajaran-pelajaran itu.

Hari berlanjut. UN telah berlalu. Perpisahan sekolah juga semakin dekat. Perjuangan di masa SMA sudah usai. Menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun di ‘Azkaban’, dididik dengan cukup keras dan penuh perjuangan untuk bisa bertahan 3 tahun di sana.

Hari perpisahan tiba, orang tuaku datang ke acara perpisahan angkatan ku. Saat itu juga ayah memberikan sedikit pencerahan dan saran. Ayah menyuruh aku untuk memilih  teknik sipil. Itu juga merupakan saran dari paman dan bibi aku yang merupakan lulusan sarjana. Kebetulan sekali, di IPB ada jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, dan baru-baru ini juga jurusannya mendapat akreditasi A. Akhirnya aku mengubah pilihan ketiga ku menjadi Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.

Masa SMA sudah usai. Masuk ke masa Pra-SBMPTN. Sekitar 1 bulan jarak dari perpisahan menuju tes SBMPTN. Diri ini semakin panik. Setelah perpisahan, ada try out dari tempat aku bimbel, dan aku melewatkannya karena ada acara keluarga. Bimbelnya setiap hari Senin-Jum’at. Hari Sabtu libur. Hari Minggunya try out.

Semenjak satu kali aku meninggalkan try out, aku memilih untuk tidak akan meninggalkan try out lagi. Ikut bimbel setiap hari, menumpang tinggal di rumah teman yang kebetulan rumahnya itu kosong. Tidak hanya belajar untuk SBMPTN saja, tetapi juga belajar masak. Ya, kami masak sendiri untuk makan sehari-hari kami.

Intensitas belajar terus aku tingkatkan. Tidak cukup hanya dikelas bimbel saja aku belajar, bahkan setelah dzuhur aku tetap memilih lanjut belajar hingga malam hari. Untungnya saja guru bimbel mau menemani belajar. Perlahan-lahan aku mulai menemui strategi-strategi saat akan mengerjakan soal SBMPTN.

Try out kedua telah tiba. Ini menjadi try out perdana ku saat masa Pra-SBMPTN. Deg-degan emang. Padahal hanya sekedar try out, tetapi try out ini menjadi gambaran saat SBMPTN nanti. Dengan ilmu yang sudah diasah, aku coba mengerjakan soal-soal try out tersebut. Try out dimulai dari pagi jam 7.30 selesai hingga 12.00. Hasil nya tidak langsung keluar. Jadi harus belajar dulu sekitar berapa hari, baru muncul hasil try outnya.

Setelah try out selesai, lanjut esoknya untuk pembahasan soal try out dan pembahasan materi yang lebih dalam. Saat pembahasan soal try out, tidak kusangka, ternyata terjadi peningkatan dari try out yang aku ikuti ketika masa SMA. Hasil try out keluar, dan hasilnya aku lulus di pilihan pertama, Statistika IPB. Ya, walaupun hanya sekedar try out, entah mengapa aku merasa senang akan hasil try out ini. Dari sekian kali ikut try out, baru kali ini lulus di pilihan pertama.

Itu hanya sekedar try out. Jangan berleha-leha dulu. Perjuangan masih panjang. Masih ada sekitar 3 minggu lagi menuju SBMPTN. Seperti biasa, intensitas belajar tetap ku pertahankan. Ibadah wajib tetap dijaga, ibadah sunnahnya terus ditambah. Tetap belajar setelah kelas bimbel sampai malam hari. Tak cukup hanya belajar, terkadang aku juga memilih untuk berbagi akan kemampuan yang aku miliki di kelas.

Try out ketiga tiba. Seperti biasa, aku mengikuti try outnya dan berharap kalau hasil try out kali ini ada peningkatan. Soal try out kali ini kalau dilihat-lihat tingkat kesulitannya bertambah. Ya, harus ditingkatkan juga levelnya, agar terbiasa waktu SBMPTN nanti. Singkat cerita, hasil try out ketiga keluar. Aku masih lolos di piihan pertama. Dan nilai try outku  juga mengalami peningkatan. Hal ini membuat aku semakin yakin menghadapi SBMPTN nantinya.

Buku modul bimbel terus kubahas. Buku-buku yang aku beli pun tetap aku bahas juga. Pagi, siang, malam, tetap membahas soal. Baru kali ini aku belajar serajin ini. Sebelumnya nggak pernah. Ya, karena perjuangan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke PTN itu nggak mudah.

Saat pendaftaran SBMPTN sudah tiba. Aku semakin deg-degan. Padahal hanya sekedar mendaftar, tetapi kenapa aku merasa deg-degan. Ketika mengklik jurusan, tanganku gemetaran. Perlahan-lahan aku ikuti langkah pendaftarannya dan akhirnya aku terdaftar sebagai peserta SBMPTN 2017. Pilihan pertama Statistika IPB, pilihan kedua Teknik Fisika UGM, dan pilihan ketiga Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.

Try out keempat tiba dan ini merupakan try out terakhir sebelum SBMPTN. Soal try out kali ini lebih diturunkan levelnya. Kalau dipikir-pikir ini berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk menghadapi SBMPTN nantinya. Singkat cerita, hasilnya keluar. Nilai ku naik drastis dan aku tetap lolos di pilihan pertama, Statistika IPB.

Bimbel tetap berlanjut. Materi tetap dibahas. Mentalpun juga diasah agar tidak terlalu takut untuk menghadapi SBMPTN nantinya. Ketika H-1 SBMPTN kami dilarang untuk belajar. Nikmati hari tersebut dengan santai. Jangan terlalu dibawa pusing, karena nanti bisa berdampak ke SBMPTN nantinya.

Hari SBMPTN telah tiba. Tes dimulai pukul 7.30. CMIIW. Tetapi, aku dan temanku memilih untuk berangkat jam 6.00 dengan alasan takut macet dan ramai serta telat. Kamipun berangkat dengan jalan kaki karena tempat tes tidak terlalu jauh dari rumah. Ngapain takut macet coba ? Haha. Skip.

Sesampai diruangan tes, tidak aku saja yang merasakan atmosfer yang cukup tegang, tetapi dari peserta lain juga, terlihat dari ekspresi mukanya. Waktu tes tiba, lembar soal mulai dibagikan. Untuk sesi pertama yaitu tes soal TKD Saintek. Ya, aku mengerjakan soalnya seperti aku mengerjakan try out di bimbel. Tidak usah terlalu takut, justru karena takut itu yang membuat kita nggak bisa mengerjakan soal.

Sesi pertama selesai. Hasilnya, cukup banyak soal yang bisa aku jawab, tapi tidak tahu kebenarannya. Setelah sesi pertama selesai, ada istrirahat sekitar 30 menit. Aku memilih untuk menenangkan diri agar lebih siap untuk menghadapi sesi kedua.

Tiga puluh menit telah berlalu. Waktunya sesi kedua dimulai. Pada sesi kedua ini tesnya ialah tes TKPA. Lembar soal dibagikan. Aku terapkan strategi yang telah aku rancang saat aku bimbel. Ya, cukup lancar. Lumayan banyak juga soal yang berhasil aku jawab. Tapi sekali lagi, aku nggak tahu kebenaran jawabanku.

Akhirnya, SBMPTN sudah selesai. Sedikit lega memang. Tapi rasa deg-degan tetap saja muncul, karena pengumuman. Cukup optimis dengan hasil jawaban SBMPTN kali ini. Aku merasa yakin untuk bisa lulus di pilihan pertama.

Saatnya berserah diri. Aku sudah melakukan yang terbaik. Aku telah berusaha sejauh ini. Hasilnya tetap Dia yang menentukan. Ibadah tetap dijaga, doa terus dipanjatkan, semoga bisa lulus di pilihan pertama.

Ada sekitar dua kali aku bermimpi lulus SBMPTN. Mimpi yang pertama menyatakan aku lulus di pilihan pertama, Statistika IPB. Mimpi yang kedua menyatakan aku lulus di pilihan kedua, Teknik Fisika UGM.

Singkat cerita, hari pengumuman tiba. Hasil dapat diakses pada pukul 14.00. Sudah pasti tidak hanya aku saja yang merasakan deg-degan. Semakin dekat waktu, hingga pukul 14.00. Perasaan semakin deg-degan. Tangan pun ikut gemetaran. Sampai waktunya tiba, 14.00. Masih seperti tadi juga. Coba cek diwebsite. Setelah di cek, ternyata aku lulus di pilihan ketiga, Teknik Sipil dan Lingkungan IPB. Ya, perasaan ku bercampur aduk saat itu. Disatu sisi aku merasa senang karena bisa kuliah di IPB, tapi sayang hati ini lebih memilih ke jurusan statistika. Tapi sudah itu ketetapan-Nya. Setelah sekian kali try out lulus di pilihan pertama, ternyata waktu SBMPTN lulus di pilihan ketiga.

Sampai saat ini, aku masih ingin bisa kuliah di jurusan Statistika IPB. Tapi aku kurang yakin jika mengatakannya kepada kedua orang tuaku. Mereka sudah senang melihat jurusan yang aku dapatkan sekarang. Aku diberi kesempatan untuk mengkuti SBMPTN lagi tahun depan. Apakah aku akan ikut ? Belum bisa dijawab sekarang.

Begitulah ceritanya aku bisa kuliah di IPB. Begitulah perjuangan untuk bisa kuliah di sini. Aku nggak tahu tahun depan akan pindah jurusan atau tidak, atau mungkin pindah universitas ? Entahlah, biarkan waktu yang menjawab.

Terima kasih sudah membaca cerita ini dari awal hingga akhir. Semoga bisa menghibur dan menginspirasi.

Kevin Ardivan

Mahasiswa Baru IPB

11 comments

  1. Waaah Keren banget kak Ceritanyaaa, Btw Kalau boleh tau strategi menjawab TKPA-nya gimana ya kak?
    Trus Buat Belajar Bahasa Indonesia dan Inggris yang baik itu gimana ya kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Strategi TKPA ? Kalau aku lebih milih buat ngerjain soal bahasa dulu, karena kalau diawal-awal itu masih bisa fokus buat ngerjain soal bacaan. Trus lanjut ke TPA, baru ke MatDas. Cara belajar bahasa indonesia dan inggris yang baik ? Kalau diliat-liat sih, kalau bahasa indonesia itu lebih banyak ke soal penggunaan tanda baca, huruf kapital, menentukan kesimpulan, apa lagi yah ? wkwk aku lebih suka bahasa indonesia dibanding inggris. kalau buat bahasa inggris ya banyakin baca aja dah. ngerti teks nya apa, ngerti pertanyaannya apa. Coming Soon deh, tips dan trik SBMPTN wkwk. Ditunggu yah

      Hapus
    2. Gitu ya kak, waktu SBM kemaren kira-kira kakak jawab TPA-nya berapa soal ya Kak? trus kalo Bahasa dulu, alokasi waktu buat ngerjain yang lainnya gimana kak, berapa menit buat TPA,Sama MATDAS dan lainnya kak?Wkwkwk, OKe kak, ditunggu ya kak..

      Hapus
  2. wah keren banget kak kevin, ingin rasanya menjadi mahasiswa cerdas seperti kakak :")

    BalasHapus
  3. Inspiratif sekali kak. Doakan dong bentar lg pengen belajar launching blog juga ni kak :)

    BalasHapus
  4. Wah inspiratif kak ceritanya. Semakin membuat aku semangat untuk lebih giat belajar lagi dan persiapkan semuanya. Terimakasih kak

    BalasHapus

My Instagram