Kagum dengan Orang Lain: Optimis atau Pesimis?

Sekumpulan manusia hebat yang sudah banyak memberikan pengalaman serta pelajaran yang berharga untuk saya
Foto: Dalam momen farewell party BEM KM IPB 2019 Kabinet Karya Raya, sekumpulan manusia hebat yang sudah banyak memberikan pengalaman serta pelajaran yang berharga untuk saya

Kita sebagai manusia pasti memiliki rasa kagum dengan orang lain. Ya, rasa kagum ini bisa muncul kapan saja, sesuai dengan standar diri yang sudah ditetapkan oleh masing-masing orang. Ada yang kagum ketika mendengarkan orang lain berbicara, ada yang kagum akan perilakunya, ada yang kagum karena kerja kerasnya, ada yang kagum dengan harta kepunyaannya, dan lain sebagainya. Saya pun juga demikian, sering dan gampang merasa kagum dengan orang-orang hebat yang pernah saya temui. Mulai dari yang tidak dikenal oleh khalayak publik sampai mereka yang bahkan dunia pun mengenalnya, mereka-mereka pernah membuat saya kagum dan terdiam sejenak.

Melalui tulisan ini ada hal yang ingin saya bahas, yaitu perasaan yang muncul setelah kagum dengan orang lain dan perasaan yang akan dibahas ini adalah perasaan yang saya alami. Mungkin temen-temen ada yang memiliki perasaan yang sama seperti saya. Atau mungkin saja temen-temen ada punya rasa yang berbeda setelah kagum dengan orang lain, langsung kita diskusi aja di kolom komentar. Hehe

Selama berkuliah, sudah banyak orang-orang hebat (menurut saya) yang sudah pernah saya temui, mulai dari temen sendiri sampai pembicara hebat yang diundang di acara seminar. Ketika kagum dengan mereka yang terkenal, saya pernah berfikir bahwa saya bisa menjadi seperti dia dengan cara saya sendiri. Ya, ditambah lagi kalau misalkan ketemunya di sebuah acara seminar, pasti dia juga bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap diri saya. Hal itu membuat saya sangat bersemangat untuk bisa mencapai hal-hal tinggi yang sekiranya bisa saya capai dengan segala potensi yang saya miliki.

Berbeda halnya ketika saya bertemu dengan mereka yang hanya sebatas teman sendiri atau kakak tingkat. Saya lebih sering merasa minder jika melihat mereka. Terlebih lagi ketika melihat seorang perempuan yang memang membuat diri ini sangat kagum, langsung saja muncul di kepala saya,
"Kayaknya ga mungkin deh bakal bisa jadi pasangan hidup dia. Dia aja udah begini begini begini. Sedang aku?"
Kalau kagum dengan kakak tingkat yang sering jadi 'teladan'
"Wah, hebat ya kakaknya. Gak mungkin gue bisa hebat seperti dia."
Saya juga suka bingung dengan perasaan ini. Entah kenapa sering sekali saya merasa pesimis ketika kagum dengan mereka yang cukup dekat dengan saya, tapi menjadi sangat optimis ketika bertemu dengan pembicara yang cukup hebat.
Setelah saya menyadari perasaan ini, akhirnya saya menemukan beberapa hal yang memang harus tetap terus saya pegang dan jadi pedoman. Saya teringat pesan dari temen saya ketika masa SMA. Dia berkata seperti ini
 Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi mencoba menjadi sempurna tidak ada salahnya.
Jika terus saja membandingkan diri dengan orang lain tentu tidak akan membuat kita menjadi lebih baik. Oleh karenya, alangkah baiknya jika kita terus tetap memperbaiki diri, meskipun sebenarnya kesempurnaan itu tidak akan pernah tercapai, tapi setidaknya diri ini berubah menjadi lebih baik setiap saatnya. Dan satu hal lagi yang tiba-tiba terlintas di benak saya ketika baru bangun tidur.
Minder dan iri. Waspada! Bikin tidak bersemangat menjalani hidup!
Semangat untuk terus menjadi sosok yang lebih baik ya, terutama buat kamu yang sudah baca tulisan ini sampai tuntas.




Kevin Ardivan
Mahasiswa dari Universitas Kehidupan

0 comments:

Posting Komentar

My Instagram